Rabu, 02 Oktober 2013

BAHAYA KARBON MONOKSIDA DALAM TUBUH


 
Latar Belakang Masalah
Polusi udara kota di beberapa kota besar di Indonesia telah sangat memprihatinkan. Beberapa hasil penelitian tentang polusi udara dengan segala resikonya telah dipublikasikan, termasuk resiko kanker darah. Namun, jarang disadari entah berapa ribu warga kota yang meninggal setiap tahunnya karena infeksi saluran pernapasan, asma, maupun kanker paru-paru akibat polusi udara kota. Meskipun sesekali telah turun hujan langit di kota-kota besar di Indonesia tidak biru lagi. Udara kota telah dipenuhi oleh jelaga dan gas-gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Diperkirakan dalam sepuluh tahun mendatang terjadi peningkatan jumlah penderita penyakit paru-paru dan saluran pernapasan. Bukan hanya infeksi saluran pernapasan akut yang kini menempati urutan pertama dalam pola penyakit diberbagai wilayah di Indonesia, tetapi juga meningkatnya jumlah penderita penyakit asma dan kanker paru-paru.
Di kota-kota besar, kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara mencapai 60-70%. Sedangkan kontribusi gas buang dari cerobong asap industri hanya berkisar 10-15%, sisanya berasal dari sumber pembakaran lain,misalnya dari rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran hutan, dll. Semuanya diemisikan oleh kendaraan bermotor. WHO memperkirakan bahwa 70% penduduk kota di dunia pernah menghirup udara kotor akibat emisi kendaraan bermotor, sedagkan 10% sisanya menghirup udara yang bersifat marginal. Akibatnya fatal bagi bayi dan anak-anak. Orang dewasa yang beresiko tinggi, misalnya wanita hamil, usia lanjut, serta orang yang telah memiliki riwayat penyakit paru dan saluran pernapasan menahun. Celakanya, para penderita maupun keluarganya tidak menyadari bahwa berbagai akibat negatif tersebut berasal dari polusi udara akibat emisi kendaraan bermotor yang semakin memprihatinkan.

Abstrak

Menggunakan kendaraan bermotor memang sangat mudah dan cepat. Namun, dibalik itu ada dampak negatif yang sangat mengancam. Yaitu gas buangannya. Selain menimbulkan pemanasan global, gas buangan kendaraan bermotor mengandung zat-zat yang beracun. Hal inilah yang membuat udara di perkotaan sangatlah kotor dan membuat sesak napas.
  1. Nitrogen (N | tidak berbahaya bagi kesehatan)
  2. Karbon dioksida (CO2 | tidak berbahaya bagi kesehatan)
  3. Uap air (H2O | tidak berbahaya bagi kesehatan)
  4. Karbon monoksida (CO | berbahaya bagi kesehatan)
  5. Nitrogen Oksida (NOx | berbahaya bagi kesehatan)
  6. Sulfur Oksida (SOx | berbahaya bagi kesehatan)
  7. Timbal (Pb | berbahaya bagi kesehatan)
  8. Belerang Oksida (SOx | berbahaya bagi kesehatan)
  9. Asbes (berbahaya bagi kesehatan)
  10. Dan berbagai macam logam berat yang berbahaya bagi kesehatan seperti kadmium, arsenik, mangan, nikel, dan zink.
Gas tersebut diakibatkan oleh pembakaran tidak sempurna. Jika terlalu sering dihirup, asap kendaraan dapat menimbulkan gangguan sistem pernapasan dan berujung pada kanker paru-paru.
Pengenalan CO2 Serta Dampak Yang Dapat Ditumbulkannya
1.      Gas Karbon Monoksida
Karbon monoksida adalah gas yang terdiri dari satu atom karbon (C) dan satu atom oksigen (O). Gas ini tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak mengiritasi. Namun karbon monoksida ini mudah terbakar dan sangat beracun apabila terhirup oleh manusia dan memasuki sistem peredaran darah. Karbon monoksida terjadi akibat proses pembakaran yang tidak sempurna akibat kurangnya oksigen. Hal ini bisa terjadi pada kendaraan bermotor, alat pemanas, tungku kayu, bahkan asap rokok. 
2.     Bahaya gas karbon monoksida
Gas karbon monoksida (CO) yang masuk dalam sistem peredaran darah akan menggantikan posisi oksigen dalam berikatan dengan hemoglobin (Hb) dalam darah. Gas CO akhirnya mudah masuk ke dalam jantung, otak dan organ vital penunjang kehidupan manusia lainnya. Gas ini sifatnya sangat beracun bagi tubu manusia, sehingga akibatnya bisa fatal. Ikatan CO dan Hb dalam darah akan membentuk karboksi haemoglobin. Ini menyebabkan dua hal:
  1. Oksigen akan kalah bersaing dengan karbon monoksida sehingga kadar oksigen dalam darah manusia akan menurun drastis. Seperti yang kita tahu, oksigen diperlukan dalam proses metabolisme tubuh sel, jaringan dan organ dalam tubuh manusia. Dengan keberadaan CO di dalam darah, maka akan menghambat metabolisme tubuh manusia.
  2. Gas CO akan menghambat terjadinya proses respirasi atau oksidasi sitokrom. Hal ini akan mengakibatkan pembentukan energi tidak maksimal. Karbon monoksida akan berikatan langsung dengan sel otot jantung dan sel tulang. Akibatnya terjadi keracunan CO pada sel tersebut dan merembet pada sistem saraf manusia.
Jika seseorang mengalami paparan CO 1.000 ppm selama beberapa menit akan menimbulkan kejenuhan karboksi haemoglobin. Orang tersebut akan bekurang kesadarannya atau pingsan. Sedangkan jika ditambah beberapa menit lagi maka dapat mengakibatkan kematian.
3.      Gejala Keracunan Gas Karbon Monoksida
Paparan karbon monoksida dalam jumlah besar akan menimbulkan gejala seperti keracunan, yakni sakit kepala, rasa mual dan muntah. Gejala ini akan bertambah dengan rasa lelah, mengeluarkan keringat cukup banyak, pola pernafasan menjadi cepat dan pendek, adanya rasa gugup dan berkurangnya fungsi penglihatan. Puncak dari gejala ini adalah berkurangnya kesadaran bahkan hingga pingsan yang sebelumnya ditandai dengan sakit dada yang sangat mendadak. Jika terjadi nyeri dada, maka CO sudah berada di jantung. Banyak kasus kematian akibat keracunan karbon monoksida ini terjadi karena kesulitan bernafas dan edema paru yang disebabkan adanya kekurangan oksigen pada level sel, dimana sel tidak mendapatkan cukup oksigen dari darah karena justru mengikat gas CO.
4.      Pertolongan Pertama Pada Korban Keracunan Karbon Monoksida
Jika ada seseorang yang mengalami keracunan karbon monoksida, maka pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah membawa korban ke tempat terbuka, bisa diusahakan yang terbuka dan hijau dan jauh dari sumber karbon monoksida. Longgarkan pakaian korban supaya lebih mudah bernafas. Jika memiliki oksigen murni, bisa diberikan kepada korban sebagai pertolongan untuk dihidurp. Pastikan korban keracunan masih bernafas dengan menyentuh hidung, denyut jantung dan nadi. Setelah korban siuman, pastikan dalam keadaan tenang karena jika korban terlalu banyak bergerak maka kebutuhan oksigen akan meningkat dan ia akan pingsan kembali. Setelah itu segera bawa korban ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
5.      Sekilas Tentang Kematian Akibat Keracunan Karbon Monoksida
Kematian yang terjadi akibat keracunan gas CO adalah semacam kematian yang tidak disadari. Gejala keracunan karbon monoksida juga dianggap “menyenangkan” karena korban merasa rileks dan berhalusinasi, mirip seperti penggunaan narkoba. Korban keracunan ini sangat jarang bisa menyelamatkan diri dari kondisi yang penuh dengan gas CO. Bahkan kematian yang diakibatkan oleh keracunan gas CO dianggap sebagai “mati indah” karena gejala-gejalanya yang seperti disebut diatas. Seperti yang pernah disebutkan dalam artikel sebelumnya, gas CO adalah kompetitor dari Hemoglobin Oksida (HbO) yang mengikat oksigen. Saat gas CO dihirup berlebihan, maka gas tersebut akan terikat kuat dengan hemoglobin dan menghalangi ikatan hemoglobin dengan oksigen. Inilah awal dari keracunan karbon monoksida.
Jika karbon monoksida menghalangi sel ikatan hemoglobin dan oksigen, maka oksigen tidak bisa masuk dalam darah. Akibatnya sel tubuh tidak mendapatkan oksigen. Sel otak adalah sel tubuh yang akan berhenti bekerja jika tidak mendapat oksigen dalam delapan menit. Akibat dari berhentinya otak adalah berhentinya beberapa organ tubuh disamping karena ketiadaan oksigen. Hal inilah yang disebut dengan keracunan karbon monoksida. Otak yang perlahan-lahan berhenti bekerja akan menimbulkan efek seperti rileks dan berhalusinasi. Inilah sebabnya banyak yang tidak bisa selamat dari keracunan karbon monoksida.

Kesimpulan
Gas karbon monoksida sangat berbahaya, terutama bila sudah keracunan karbon monoksida, otak yang perlahan-lahan berhenti bekerja akan menimbulkan efek seperti rileks dan berhalusinasi. Inilah sebabnya banyak yang tidak bisa selamat dari keracunan karbon monoksida.
Saran
Memang sangat sulit untuk mencegah secara penuh masuknya karbon monoksida dalam tubuh. Hal ini dikarenakan sifat gas CO ini yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak menyebabkan gejala apa-apa pada paru-paru pada awalnya. Namun sebenarnya gas CO bisa diminimalisir, supaya tidak terjadi keracunan pada orang di sekitar kita. Yakni caranya adalah dengan memeriksa secara berkala semua saluran yang berhubungan dengan pembakaran dimana ventilasi harus menghadap keluar rumah dan tidak tersumbat. Saluran ini seperti mesin pemanas air, genset dan lain-lain. Selain itu, untuk anda yang memiliki mobil, anda harus memeriksa sistem AC mobil anda dan mewaspadai kemungkinan kebocoran. Hindari juga menyalakan mobil di dalam garasi yang tertutup rapat.
            Mengganti bahan bakar kendaraan menggunakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, dan di usahakan yang tidak menggunakan atau menimbulkan karbon monoksida atau zat yang berbahaya bagi kesehatan, dikarenkan lebih dari 70% kendaraan di Indonesia mengandung zat yang dapat merusak kesehatan.
Daftar Pustaka



 

1 komentar:

  1. kita juga punya nih artikel mengenai 'Karbon Monoksida', silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
    http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/870/1/10407976.pdf
    trimakasih
    semoga bermanfaat

    BalasHapus